Jumat, 14 Juni 2019

Kuliah, antara hak dan kewajiban?

Semalam penulis bertemu dengan salah seorang teman SD yang sudah bekerja di swalayan. Setelah bertukar kabar dan menanyakan kondisi  masing-masing tiba-tiba dia mengajukan pertanyaan kepada penulis, "mbak, gimana rasanya kuliah?" :' -Bersambung

(Lanjut besok yaa suatu saat nanti... lagi males hehe)

Sabtu, 01 Juli 2017

Belajar Berpendapat

       Akhir-akhir ini aku jadi suka berpendapat, padahal biasanya cuma “bodo amat”. Berpendapat tentang apa saja, kadang  juga baca pendapat-pendapat orang yang lagi viral di internet. Karena manusia diberi kelebihan berupa akal pikiran, sayang kalo cuma jadi pribadi penurut apa kata orang, iya ngga?

     Nah pas banget, kemarin pas syawalan keluarga (Bani Humam) pakdhe nya bapak memberikan sebuah tausyiah yang ngena banget tentang bagaimana berpendapat yang baik, kira-kira begini isi tausyiahnya : “Jaman sekarang manusia lebih mengedepankan akal dalam berpendapat, padahal yang benar harusnya mengedepankan agama yang dapat diserap akal”

Udah gini aja, hehe


Semoga bermanfaat

Kamis, 11 Mei 2017

Makhluk Paling Istimewa di Muka Bumi



Allah swt menciptakan alam ini dalam 6 masa. Dimulai dari masa pertama dengan adanya ledakan bigbang hingga masa ke enam yang ditandai dengan munculnya gunung-gunung. Setelah itu diciptakan pula sesosok makhluk paling istimewa di muka bumi.

Siapakah dia?
Manusia. Makhluk yang satu ini diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Betul bukan?  Allah menganugerahi  manusia banyak kelebihan dibanding makhluk lain. Mulai dari akal pikiran, kondisi fisik, hingga parasnya. Coba kalau hewan, bukankah hewan dalam satu spesies terlihat sama? Kita ngga bisa bedain mana hewan ganteng mana hewan yang cantik #abaikan.

Selain itu apalagi yang membuatnya istimewa?
“dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat. “sujudlah kamu kepada Adam.” Maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang yang kafir.” (Q.s Al-baqarah : 34)
Bikin speechless ya, padahal malaikat senantiasa taat pada Allah sedangkan tau sendiri kan manusia kaya apa, kadang naik-kadang turun kadar imannya. Tapi, Allah memerintahkan malaikat untuk sujud kepada manusia.

Selanjutnya, manusia sebagai Khalifatullah fil ardl. Sebagai makhluk yang berakal, manusia memiliki kewajiban untuk dapat mengelola dan memakmurkan alam dengan baik. Manusia dan alam adalah makhluk yang saling bergantung untuk sama-sama sujud kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Manusia sebagai “pemimpin” di dunia, mengatur sedemikian rupa agar sesuai dengan fitrahnya.
Namun, pada masa sekarang banyak manusia yang malah menjadi “budak” dunia. Bukan menjadi pemimpin malah dipimpin oleh dunia. Mereka yang menjadi budak dunia senantiasa menuruti hawa nafsu demi kesenangan di dunia tanpa memperhatikan sekitar. Alhasil, jadi lupa akan kewajibannya. Semoga kita bukan golongan orang-orang yang demikian ya, kawan!
Semoga dengan keistimewaan-keistimewaan yang telah diberikan oleh Allah, dapat menjadikan kita sebagai rahmat bagi sekitar. Aamiin

Rabu, 08 Maret 2017

Belajar dengan Tulus



Pernah suatu kali aku merenungi nilai-nilai Try Out. Mengapa setelah Try Out kesekian hasilnya masih sama alias tidak menunjukkan suatu progress yang cukup berarti. Mengapa setiap materi yang telah kupelajari, dengan mudahnya aku lupakan kembali. Apa cara belajar ku salah? Dan aku mendapati suatu hipotesis tentang kasus ini....

Jadi, masalah ini bukan tentang masalah cara belajar maupun kemampuan berfikir. Namun, lebih merujuk pada hati dan nurani. Sepertinya aku kurang memahami hakikat dari belajar. Selama ini aku hanya terpaku pada buku cetak dan penjelasan dari guru. Setiap ilmu yang diberikan, langsung saja diterima tanpa diresapi. Alhasil ia pun pergi mengalir lagi. Kemudian aku harus mengulang untuk belajar lagi, kejadian akan terus berulang apabila tidak ada perubahan yang dilakukan. 

Selain itu, masalah mengenai keikhlasan dalam belajar. Jadi, aku berpikir apakah selama ini aku belajar untuk mengejar nilai?  Nah, ini adalah salah satu tanda ketidakikhlasan dalam belajar. Pemikiran yang seperti ini muncul akibat ketidaktahuan akan tujuan yang haqiqi dari belajar itu sendiri. Sebenarnya untuk apa kita belajar?  Yang jelas bukan untuk mencari nilai ya!!! Karena ilmu itu luas dan kepandaian tidak bisa diukur dengan angka.

Kemudian aku mulai mencari pencerahan...

Sebuah quotes dari Imam Al-ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin :

“Betapa banyak malam yang telah kau hidupkan dengan mengulang-ngulang ilmu dan membaca berbagai macam buku, dan kau halangi dirimu dari tidur? Aku tidak tahu apa yang memotivasi mu untuk berbuat demikian. Jika niatmu adalah karena dunia, karena mencari harta dan mengumpulkan bagian-bagian dunia, atau berbangga-bangga dengan teman sepantaranmu, maka celakalah dirimu! Tapi jika niatmu adalah menghidupkan syari’at Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, membina akhlakmu, dan mematahkan jiwa yang suka mengajak kepada keburukan, maka beruntunglah engkau!”


Jadi, kesimpulannya dalam belajar kita harus memiliki niat yang tulus. Sehingga apa-apa yang kita pelajari dapat meresap dalam hati dan ilmu yang kita dapat akan memberi manfaat untuk sesama.Aamiin

Sabtu, 31 Desember 2016

Menemukan Jati Diri


“Masa depanku gimana ya? Aku cemas..”

“Duh mau ambil jurusan apa ya?”

“Aku takut kalo ngga diterima di universitas A”

Di masa akhir SMA tidak sedikit anak muda yang berpikiran seperti itu, mungkin termasuk aku. Tapi sebenarnya masa depan itu bukan untuk dipikirkan, melainkan untuk dipersiapkan. Toh kita juga ga bakal tahu, apakah kita akan sampai pada masa depan itu ataupun sebaliknya. Namun, jika kita sudah melakukan persiapan maka setidaknya kita memiliki bekal.

“oke, aku sudah menentukan pilihan ke jurusan ini....”

“eh tapi kok...”

Bicara soal masa depan, maka bicara juga soal komitmen dan tanggungjawab. Ya karena masa depan kita sendiri yang memilih, dan Allah yang memutuskan. Karena  kita memilih tentu saja kita harus berkomitmen untuk mempertahankan pilihan dan bertanggungjawab atas  apa yang kita kerjakan.  Menurutku, usia diatas 17 tahun bukanlah usia dimana kita bisa bebas melakukan segala hal yang kita sukai saja, tapi dimasa ini kita harus belajar menerima hal-hal yang tidak kita sukai.

“Tapi aku sedih jurusanku masih dipandang sebelah mata...”

Idealis, ya hampir semua anak muda menginginkan hal yang ideal dalam hidupnya.  Kebanyakan nih, anak-anak SMA besok pengen kuliah di kedokteran atau teknik (buat yang anak IPA). Dua prodi itu mungkin yang paling laris di Indonesia. Soal idealisme dan gengsi dalam memilih jurusan mungkin kedua hal ini sangat dekat, dan lumayan susah dibedakan. Seorang guru pernah berpesan, jika kita hanya mengikuti gengsi maka sama dengan kita mengikuti hawa nafsu dan kita tidak akan pernah merasa puas. Oiya kita tidak akan merasa gengsi apabila kita sudah menemukan jati diri.

Namun sejatinya ada yang lebih penting dari menemukan jati diri, yaitu mengenali kadar diri. Ya, jika kita sudah tahu kadar diri kita, maka kita tahu apa yang mampu dan tidak untuk kita kerjakan secara otomatis jati diri juga akan ketemu. Selain itu mengenali kadar diri akan memunculkan rasa rendah hati, ya karena kita merasa kecil dan tidak berdaya di bandingkan atas kuasa sang pencipta. Oleh karena itu, manusia yang paling baik salah satunya adalah ia yang mampu mengenali kadar dirinya.  Sama halnya dengan komposisi tubuh, kadar diri manusia juga manusia akan berubah seiring dengan pertambahan usianya yang dimulai sejak embrio sampai dengan dewasa. 





Selasa, 16 Agustus 2016

Masjid Jamek India: India Mosque


A mosque has stood on this site since the 1863, just six years after Kuala Lumpur was founded. Over the decades, the original wooden structure underwent several renovations and extensions, before making way for a completely new building in 1964. A major face lift-in 2002, saw the addition of polished granite exterior, to the three-storey onion domed structure. Throughout its history, this mosque has predominantly served the needs of ethnic Indian Muslims, which is reflected in the architectural style. (According to the brochure that I found out)
This mosque located behind our hotel, so its easy for us to get there. We can enjoy the bazaar around the mosque. There are many shops and kiosks that sell manything, especially fabric and food.
Seafood, delicious :3



A Taste of Malaysia

Dear my friend, I will tell you about some atrractive places that I ever visited in Kuala Lumpur. There are:
1. Masjid Jamek India
2. Putrajaya District
3. Batu Cave
4. Genting Highland
5. Central Market (Pasar Seni)
So, let's check my next post, if you want to know more :)